"Wanita muda yang menggunakan obat ini mengalami infeksi yang membuat membusuk alat kelaminnya," ujar Jos? Sotero Ruiz Hern?ndez dari Mexico's National Institute of Migration kepada koran Meksiko, El Periodico Correo.
Mulanya dokter menduga gadis itu terinfeksi penyakit seksual menular. Namun kepada staf medis gadis yang dirahasiakan namanya itu mengaku menggunakan krokodil selama dua bulan. Barang haram itu bahkan disuntikkan ke alat kelaminnya. Demikian dikutip dari Mirror, Jumat (13/12/2013).
Narkoba semacam itu didapat dengan harga murah dan bisa ditemukan di beberapa tempat di Meksiko. Inilah yang memudahkan gadis ini mendapatkan akses pada narkoba itu.
Krokodil adalah nama jalanan untuk desomorphine, zat pengganti heroin yang harganya jauh lebih murah. Krokodil bertindak sebagai pengganti morfin tetapi 10 kali lebih kuat daripada morfin yang saat ini digunakan dalam praktik medis.
Ketika para pecandu mencoba berhenti menggunakan krokodil, mereka biasanya akan merasa sangat kesakitan. Karena itu membutuhkan kemauan yang besar untuk lepas dari ketergantungan. Biasanya para junkies krokodil hanya bisa bertahan hidup tiga tahun setelah mulai mengonsumsi obat tersebut. Namun banyak juga yang tewas di tahun-tahun pertama pemakaian.
Krokodil banyak ditemukan di Rusia karena unsur penting barang haram ini, codeine, bisa didapat di Rusia tanpa resep. Hanya butuh sekitar setengah jam untuk mengolah kodein menjadi krokodil. Dalam beberapa kasus, bensin, minyak goreng, yodium, ikut ditambahkan dalam pembuatan krokodil.
Dikutip dari Daily Mail, Krokodil dijuluki sebagai 'obat yang memakan pecandu'. Sebab pecandu Krokodil akan mengalami pembusukan dari dalam, sehingga menyebabkan kerusakan parah pada jaringan. Pecandu akan mengalami luka terbuka sampai ke tulang dan mengalami gangren alias kematian jaringan di bagian tubuh atau kematian sel dalam jumlah besar.
No comments:
Post a Comment